Sabtu, 01 Desember 2012

Penyakit Tipes

Pengertian
Tipes atau thypus adalah penyakit infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang pada aliran darah yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C, selain ini dapat juga menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan) dan septikemia (tidak menyerang usus)
Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan, setelah berkembang biak kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa, masuk ke dalam pembuluh darah dalam waktu 24-72 jam. Kemudian dapat terjadi pembiakan di sistem retikuloendothelial dan menyebar kembali ke pembuluh darah yang kemudian menimbulkan berbagai gejala klinis.
Dalam masyarakat penyakit ini dikenal dengan nama Tipes atau thypus, tetapi dalam dunia kedokteran disebut TYPHOID FEVER atau Thypus abdominalis, karena berhubungan dengan usus pada perut.
Diagnosis
Untuk mengetahui penyakit tersebut lakukan pemeriksaan laboratorium seperti :
-Terjadinya penurunan sel darah putih
-Anemia rendah karena pendarahan pada usus
-Trombosit menurun
-Menemukan bakteri salmonella typhosa pada kotoran, darah, urin

Kamis, 29 November 2012

Gangguan dan Kelainan pada Tulang

Orang yang mengalami patah tulang biasanya dirawat dengan memasang ”gips” pada daerah tulang yang patah, misal kaki. Menurut Anda apa maksud kaki orang itu ”di gips” Dapatkah tulangnya yang patah itu tersambung kembali?

Patah tulang merupakan salah satu dari gangguan atau kelainan pada tulang. Kelainan atau gangguan tersebut sering terjadi dan dapat Anda amati di sekitar Anda. Selain karena gangguan mekanis (misalnya pada patah tulang), kelainan tulang dapat terjadi akibat infeksi, gangguan fisiologis, gangguan persendian, dan kesalahan sikap.

a. Gangguan Mekanis Tulang
Gangguan mekanis pada tulang dapat terjadi akibat jatuh atau benturan dengan benda keras (pukulan). Gangguan ini dapat menyebabkan hal-hal berikut.
1) Fisura atau retak tulang, dapat diperbaiki karena periosteum akan membentuk kalus (sambungan).
2) Fraktura atau patah tulang, umumnya terjadi pada tulang pipa. Apabila tulang yang patah sampai keluar kulit disebut patah tulang terbuka, sedangkan jika tidak sampai keluar kulit disebut patah tulang tertutup.
3) Memar sendi, apabila selaput sendi mengalami robek.
4) Urai sendi yaitu memar sendi yang diikuti lepasnya ujung tulang dari persendian.

Proses Kelahiran Bayi

Setelah sembilan bulan berkembang di dalam rahim ibu, bayi akan segera terlahirkan. Di dalam rahim ibu yang diselubungi oleh kantung ketuban, bayi akan merasa hangat, basah, gelap dan pada kondisi yang terlindungi. Setelah bayi tersebut terlahirkan akan mendapatkan lingkungan yang berbeda sama sekali. Lingkungan baru tersebut terasa lebih dingin, kering, terang, dan tidak terlindungi oleh sesuatu.
Proses kelahiran diawali dengan kontraksi otot-otot rahim. Kontraksi tersebut semakin kuat dan berulang-ulang, kemudian kantung ketuban mulai pecah dan mengeluarkan cairan. Cairan ini dikenal dengan air ketuban. Dalam beberapa jam, kontraksi tersebut menyebabkan terbukanya mulut uterus menjadi lebih luas untuk dilalui oleh bayi. Dengan kekuatan dan kontraksi penuh akan mendorong bayi melewati vagina dan keluar menuju lingkungan baru. Kadang-kadang seorang ibu memiliki pinggul kecil, sehingga terlalu sempit untuk dapat dilalui oleh bayi. Pada kejadian lain, posisi bayi tidak tepat, sehingga sulit untuk dilahirkan secara normal. Pada kasus seperti ini, bayi akan dikeluarkan dari rahim ibu melalui pembedahan perut. Proses seperti ini dikenal dengan bedah cesar.
Pada saat terlahir, bayi masih berhubungan dengan plasenta melalui tali pusar. Setelah lahir, tali pusar dipotong oleh dokter, setelah itu bayi akan menghirup oksigen tanpa melewati saluran tali pusar lagi. Bayi akan menangis, tangisan bayi akan menyebabkan masuknya udara pada paru-paru bayi.


Prinsip-Prinsip Ekologi

Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktora biotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
  • ·         Faktor Biotik


Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistemyang menunjukkan kesatuan. Secara lebih terperinci, tingkatan organisasi makhluk hidup adalah sebagai berikut.
        
A. Individu
Individu merupakan organisme tunggal seperti : seekor tikus, seekor kucing, sebatang pohon jambu, sebatang pohon kelapa, dan seorang manusia. Dalam mempertahankan hidup, seti jenis dihadapkan pada masalah-masalah hidup yang kritis. Misalnya, seekor hewan harus mendapatkan makanan, mempertahankan diri terhadap musuh alaminya, serta memelihara anaknya. Untuk mengatasi masalah tersebut, organisme harus memiliki struktur khusus seperti : duri, sayap, kantung, atau tanduk. Hewan juga memperlihatkan tingkah laku tertentu, seperti membuat sarang atau melakukan migrasi yang jauh untuk mencari makanan. Struktur dan tingkah laku demikian disebut adaptasi.
Ada bermacam-macam adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya, yaitu: adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku.

Bagaimana Janin Memperoleh Makanan?

Jauh sebelum kita dilahirkan ke dunia, ibu yang mengandung kita telah memenuhi kebutuhan kita ketika itu kita masih dalam janin. Seorang ibu berjuang kurang lebih selama Sembilan bulan memenuhi kebutuhan makanan dan minuman yang kita butuhkan. Dan setelah kita lahir ibu merawat kita tidak kenal lelah demi menjaga buah hatinya.

Kali ini kita akan focus membahas bagaimana proses ibu kita memberikan makanan dan minuman kepada kita, saat kita masih janin. Dengan mengetahui bagaimana janin memperoleh makanan akan membuat kita lebih sadar dan lebih menyayangi ibu yang mengandung kita kurang lebih Sembilan bulan lamanya.
Janin menerima semua zat hara dan oksigen dari pasokan darah ibunya. Tetapi, darah janin itu tak pernah langsung bercampur dengan darah ibunya. Janin membuat darah sendiri, yang mengalir lewat tali pusar menuju plasenta.
Bagian bawah plasenta tertanam ke dinding rahim. Pembuluh darah menghubungkan plasenta dengan jaringan rahim lewat tonjolan-tonjolan mirip jari yang disebut vilus korion. Di sekitar vilus korion, yaitu di sela intervilus, terdapat darah ibu. Melalui suatu lapisan jaringan tipis yang disebut trofoblas, ibu dan janin mempertukarkan zat hara, gas-gas dan sisa buangan.

Makanan dan oksigen dari ibu merembes lewat trofoblas ke vena janin, dan sisa metabolisme disalurkan dari janin ke darah ibu untuk dibuang.

Ciri-Ciri Makhluk Hidup

Pada umumnya ciri makhluk hidup ada 9 yaitu  bergerak, peka terhadap rangsang(iritabilitas), memerlukan makan (nutrisi), bernafas (respirasi), tumbuh dan berkembang, berkembangbiak (reproduksi), adaptasi, regulasi, dan ekskresi. Berikut ini merupakan penjelasan ciri-ciri makhluk hidup secara lengkap : 
1 . B e r g e r a k
Bergerak adalah merupakan perubahan posisi, baik seluruh tubuh atau sebagian. Hal ini disebabkan oleh adanya tanggapan terhadap rangsang. Gerak yang dilakukan pada tumbuhan antara lain : gerak menutupnya daun putri malu jika disentuh, gerak ujung batang dari bawah ke atas ke arah sinar matahari, dan gerak membukanya biji lamtoro disebabkan perubahan kadar air. Pada hewan juga terdapat gerak, antara lain : gerak aktif pada hewan vertebrata yaitu alat gerak berupa otot, gerak pasif pada hewan vertebrata yaitu alat gerak berupa tulang, dan gerak pada manusia yaitu berjalan, berlari dan lain-lain.

2 . Peka Terhadap Rangsang (iritabilitas)
Tumbuhan, hewan dan manusia mempunyai
 kepekaan terhadap rangsang (iritabilitas). Hal ini dapat ditunjukkan sebagai berikut: 
§  Pada tumbuhan, daun putri malu bila diberi rangsang sentuhan akan menanggapi rangsang dengan menutup daunnya.
§  Pada hewan, ayam ketika fajar menyingsing akan berkokok.
§  Manusia jika diberi bau yang merangsang akan menanggapi rangsang, misalnya bersin.

Perbedaan Tumbuhan Gymnospermae dan Angiospermae


Tumbuhan berbiji atau yang biasa disebut dengan spermatophyta adalah tumbuhan yang melakukan perkembang biakan melalui biji. Tumbuhan spermatophyta dibagi menjadi dua macam yaitu tumbuhan biji tertutup (angiospermae) dan tumbuhan biji terbuka (gymnospermae). Tumbuhan gymnospermae dan angiospermae masing masing memiliki perbedaan yang akan dijelaskan berikut ini.

Tumbuhan Biji Terbuka (Gymnospermae)
Gymnospermae berasal dari Bahasa Yunani yaitu gymnos= telanjang dan sperma= Biji. Kelompok tumbuhan ini meliputi tanaman semak-semak dan pohon-pohon berkayu keras. Tumbuhan gymnospermae tidak mempunyai bunga sejati, bakal biji pada tumbuhan gymnospermae tidak terlindungi oleh buah sehingga terdapat pada luar permukaan. Tumbuhan gymnospermaee menghasilkan dua jenis spora berlainan, megaspora membentuk gamet betina, sedangkan mikrospora menghasilkan serbuk sari.
Tumbuhan gymnospermae dapat dibagi menjadi empat divisi, yaitu:
1. Cycadophyta
Contoh dari cycadophyta adalah tumbuhan pakis, tumbuhan ini banyak tumbuh di daerah tropis maupun sub tropis. 
2. Ginkgophyta
Contoh dari ginkgophyta adalah tumbuhan gingko biloba, tumbuhan ini biasanya memiliki tinggi 15-20 Meter dan bercabang-cabang. Biji dari tumbuhan ini berada di dalam runjung sehingga terbuka di udara bebas.
3. Gnetophyta, Contohnya pohon melinjo
4. Pinophyta, contohnya pohon pinus dan cemara.